Bangkaterkini.id, Washington DC – Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump dilaporkan mengerahkan tiga kapal perang ke perairan dekat Venezuela. Langkah ini diambil di tengah tensi yang meningkat antara kedua negara, terutama terkait dugaan keterlibatan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, dalam perdagangan narkoba.
Sumber terpercaya yang mengetahui pergerakan ini mengungkapkan kepada AFP bahwa pengerahan kapal perang tersebut merupakan bagian dari upaya pemberantasan peredaran narkotika. Hingga saat ini, Gedung Putih belum memberikan pernyataan resmi terkait informasi ini.

Peningkatan tekanan dari pemerintahan Trump terhadap Maduro terkait tuduhan perdagangan narkoba federal menjadi latar belakang pengerahan ini. Pemerintah AS bahkan telah menggandakan imbalan menjadi US$ 50 juta bagi siapa saja yang dapat membantu penangkapan Maduro.
Tiga kapal perang jenis penghancur kelas Aegis yang dilengkapi rudal dilaporkan sedang menuju perairan lepas pantai Venezuela. Selain itu, media AS juga melaporkan rencana pengiriman 4.000 Marinir ke wilayah tersebut.
AS, yang tidak mengakui kemenangan Maduro dalam dua pemilihan sebelumnya, menuduh Presiden Venezuela itu memimpin geng penyelundup kokain bernama "Cartel de los Soles". Sanksi telah dijatuhkan oleh pemerintahan Trump terhadap kelompok tersebut dan pemerintahan Maduro.
Departemen Keuangan AS telah menetapkan kelompok tersebut sebagai kelompok teroris khusus, menuduhnya mendukung kartel-kartel narkoba seperti Tren de Aragua dan Sinaloa.
Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan pengerahan pasukan AS ke Venezuela, Gedung Putih menyatakan bahwa Trump akan menggunakan "setiap elemen" untuk menghentikan perdagangan narkoba.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa Presiden Trump siap menggunakan seluruh kekuatan Amerika untuk menghentikan narkoba yang membanjiri negara mereka dan menyeret para pelaku ke pengadilan. Leavitt bahkan menyebut pemerintah Venezuela sebagai "kartel teror-narkotika" dan Maduro sebagai buronan kepala kartel yang telah didakwa di AS karena menyelundupkan narkoba.
Menanggapi hal ini, Maduro menyatakan telah mengerahkan 4,5 juta anggota milisi di seluruh Venezuela sebagai respons terhadap "ancaman" dari AS.