Bangkaterkini.id, Jakarta – Musim hujan tahun 2025/2026 diprediksi akan tiba lebih awal dari biasanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan beberapa faktor yang menjadi penyebab utama kondisi ini.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa fenomena global dan regional turut berperan. Meskipun fenomena El Niño-Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kondisi netral pada Agustus 2025, Indian Ocean Dipole (IOD) justru berada dalam fase negatif. Kondisi IOD negatif ini menyebabkan peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia, terutama bagian barat.
Selain itu, suhu permukaan laut di sekitar perairan Indonesia juga tercatat lebih hangat dari rata-rata, yang memicu pembentukan awan hujan secara lebih intensif. BMKG memprediksi kondisi ENSO netral akan bertahan hingga akhir tahun 2025, sementara IOD negatif diperkirakan akan berlangsung hingga November 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya pemanfaatan informasi cuaca dan iklim untuk perencanaan dan antisipasi bencana. Menurutnya, informasi ini dapat membantu petani dalam menyesuaikan pola tanam lebih awal, sehingga berpotensi meningkatkan produktivitas dan mendukung swasembada pangan.
BMKG telah meningkatkan layanan informasi iklim dan cuaca melalui berbagai kanal, termasuk aplikasi mobile, media sosial, dan komunikasi langsung dengan pemerintah daerah. Diharapkan informasi ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk perencanaan, mitigasi, dan pengambilan keputusan yang tepat.
