Bangkaterkini.id, Kota Gaza, Jalur Gaza, menjadi sasaran gempuran dahsyat dari tank dan jet tempur Israel pada Kamis (18/9) waktu setempat. Serangan ini merupakan eskalasi dari operasi militer Israel terhadap kelompok militan Hamas yang diyakini bersembunyi di jantung kota.
Serangan intensif ini memicu kepanikan dan gelombang pengungsian besar-besaran di kalangan warga sipil Gaza. Mereka berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka, berjalan kaki, menggunakan kendaraan, bahkan gerobak keledai, menuju wilayah selatan Jalur Gaza. Barang-barang berharga ditumpuk di atas kendaraan seadanya, mencerminkan situasi darurat yang mendesak.

Aya Ahmed (32), seorang warga Gaza yang berlindung bersama 13 kerabatnya, menggambarkan situasi mencekam di kota tersebut. "Ada tembakan artileri, serangan udara, tembakan quadcopter, dan serangan drone. Pengeboman tidak pernah berhenti," ujarnya. Ia juga mengungkapkan keputusasaan warga atas minimnya bantuan dan tempat tinggal yang layak di wilayah selatan.
Biaya transportasi ke wilayah selatan melonjak tajam, mencapai lebih dari US$ 1.000, menambah beban berat bagi warga yang sudah kehilangan segalanya. Israel mengumumkan pembukaan "rute transportasi sementara" melalui Jalan Salah al-Din selama 48 jam, namun hal ini tidak mengurangi kepanikan dan kesulitan yang dihadapi warga sipil.
Serangan Israel ke Jalur Gaza, khususnya Kota Gaza, menuai kecaman keras dari komunitas internasional. Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengecam serangan tersebut sebagai pemicu gelombang pengungsian baru dan memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sangat memprihatinkan. Rumah sakit yang kewalahan berada di ambang kehancuran akibat kekerasan yang menghalangi akses dan pengiriman pasokan medis.
Laporan dari Gaza menyebutkan adanya korban jiwa, termasuk anak-anak, akibat serangan Israel. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan puluhan orang tewas dalam serangan sepanjang Rabu (17/9). Militer Israel menyatakan bahwa mereka terus menargetkan "infrastruktur teror Hamas" dan beroperasi di wilayah selatan Rafah dan Khan Younis.