Bangkaterkini.id, Solo – Presiden Joko Widodo menjalani pemeriksaan di Mapolresta Solo terkait laporannya mengenai dugaan pencemaran nama baik terkait isu ijazah palsu. Pemeriksaan yang berlangsung selama tiga jam tersebut menghasilkan 45 pertanyaan dari penyidik Polda Metro Jaya. Bahkan, ijazah asli SMA dan S1 milik Jokowi turut disita sebagai bagian dari proses penyidikan.
Jokowi menegaskan bahwa dirinya menghormati proses hukum yang sedang berjalan dan akan terus mengikuti perkembangannya hingga pengadilan. "Kita ikuti seluruh proses hukum, kita hormati seluruh proses hukum yang ada, sampai nanti di pengadilan kita lihat ya," ujarnya usai pemeriksaan.
Kuasa hukum Jokowi, Yakub Hasibuan, menjelaskan bahwa pemeriksaan kali ini merupakan kelanjutan dari proses penyelidikan yang telah ditingkatkan menjadi penyidikan. Pertanyaan yang diajukan penyidik berfokus pada kronologi kejadian dan pengalaman Jokowi selama menempuh pendidikan di UGM.
Salah satu poin penting dalam pemeriksaan adalah terkait unggahan foto ijazah Jokowi oleh kader PSI, Dian Sandi Utama. Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memerintahkan Dian Sandi untuk mengunggah ijazah tersebut. Ia menjelaskan bahwa Dian Sandi datang ke rumahnya untuk meminta maaf atas tindakannya.
Selain itu, penyidik juga menanyakan mengenai dosen pembimbing Jokowi di UGM, Kasmudjo. Jokowi menjelaskan bahwa Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya, namun bukan dosen pembimbing skripsinya. Dosen pembimbing skripsinya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.
Hingga saat ini, belum ada informasi mengenai penetapan tersangka dalam kasus ini. Pihak Jokowi memahami bahwa proses penyidikan baru dimulai dan masih membutuhkan waktu untuk mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya.
