Bangkaterkini.id, Kehadiran Kim Ju Ae, putri Kim Jong Un, dalam berbagai acara kenegaraan, termasuk kunjungan ke China, memicu spekulasi tentang peran masa depannya di Korea Utara. Momen saat Kim Jong Un pertama kali memperkenalkan putrinya ke publik pada November 2022 lalu, memunculkan berbagai asumsi.
Awalnya, banyak yang mengira bahwa tujuan Kim Jong Un menampilkan putrinya adalah untuk menunjukkan sisi kebapakan dan kebanggaannya sebagai kepala keluarga. Namun, seiring berjalannya waktu, peran Kim Ju Ae semakin menonjol.
Kini, di usia yang diperkirakan 12 atau 13 tahun, Kim Ju Ae telah menemani ayahnya dalam parade militer di Beijing dan bertemu dengan para pemimpin dunia seperti Xi Jinping dan Vladimir Putin. Hal ini memicu perdebatan tentang kemungkinan Kim Ju Ae sebagai penerus dinasti Kim.
Beberapa analis berpendapat bahwa meskipun masih muda, keterlibatan Kim Ju Ae dalam misi diplomatik penting ini bisa jadi merupakan sinyal bahwa ia adalah kandidat kuat untuk menggantikan ayahnya. Namun, pandangan ini juga menghadapi tantangan, mengingat tradisi patriarki yang kuat di Korea Utara.
Meskipun demikian, ada indikasi bahwa Kim Ju Ae dipersiapkan untuk peran kepemimpinan. Gelar "tokoh panutan" yang diberikan kepadanya oleh media pemerintah menjadi salah satu penandanya. Namun, apakah militer dan elite politik Korea Utara akan menerima seorang perempuan sebagai pemimpin tertinggi masih menjadi pertanyaan besar.
Tantangan yang dihadapi Kim Ju Ae sangat besar, tetapi jika ia berhasil mewarisi kekuasaan, ada kemungkinan ia akan menjadi pemimpin yang lebih santai dan baik hati. Masa depan Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Ju Ae masih menjadi misteri yang menarik untuk diikuti.
