Bangkaterkini.id, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menyampaikan duka mendalam atas musibah banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). PB HMI mendesak pemerintah pusat untuk segera menetapkan status bencana nasional.
PB HMI menilai penetapan status bencana nasional sangat krusial untuk mempercepat penanganan dan memobilisasi sumber daya secara maksimal. Ketua Bidang Kesehatan Masyarakat PB HMI, Nur Hariyani, menekankan bahwa setiap nyawa berharga dan pemerintah tidak boleh lengah dalam situasi darurat kemanusiaan ini.
Kerusakan infrastruktur yang parah, meluasnya wilayah terdampak dan terisolasi, serta terus bertambahnya korban jiwa menjadi indikator kuat perlunya status bencana nasional. PB HMI menilai, layanan medis, air bersih, makanan, dan fasilitas pengungsian yang layak sangat dibutuhkan para korban saat ini.
Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan, menambahkan bahwa waktu adalah faktor krusial dalam penanganan bencana. Keterlambatan penanganan akan berdampak fatal bagi keselamatan rakyat. Ia menyerukan gotong royong dan solidaritas nasional sebagai prioritas utama.
PB HMI juga mengajak seluruh elemen masyarakat, kader, alumni HMI, dan relawan kemanusiaan untuk bersatu dalam membantu korban melalui penggalangan bantuan, medis, logistik, dan advokasi. Dalam waktu dekat, PB HMI akan membentuk Satgas Insan Cita Rescue untuk terlibat aktif dalam aksi kemanusiaan ini.
Selain bantuan darurat, PB HMI juga menekankan pentingnya layanan pascatrauma dan bantuan perbaikan rumah bagi korban bencana. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan emosional dan memberikan rasa aman bagi para korban pascabencana.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal dunia akibat bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar terus bertambah. Hingga saat ini, tercatat 54 korban meninggal di Aceh, 90 di Sumbar, dan 172 di Sumut. Selain itu, ratusan orang masih dinyatakan hilang.
