Putin Nyatakan Era Globalisasi Liberal Telah Usai, Soroti Kekuatan Baru BRICS

Bangkaterkini.id, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa model globalisasi liberal yang selama ini menjadi fondasi utama sistem ekonomi dunia, kini telah memasuki fase kemunduran. Pandangan

Redaksi

Bangkaterkini.id, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa model globalisasi liberal yang selama ini menjadi fondasi utama sistem ekonomi dunia, kini telah memasuki fase kemunduran. Pandangan ini ia sampaikan dalam konferensi video pada KTT BRICS ke-17 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7).

Gambar Istimewa : iz.ru

Dalam pidatonya, Putin menegaskan bahwa arah perekonomian global kini mulai bergeser. Negara-negara berkembang, khususnya yang tergabung dalam BRICS, mulai memainkan peran sentral dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dunia.

Peluang pertumbuhan sangat besar berada di tangan kita. Negara-negara BRICS harus semakin memperkuat kolaborasi dalam berbagai sektor strategis,” ujar Putin, sambil menyebut bidang teknologi, perdagangan, dan keuangan sebagai area kunci.

Menurutnya, tatanan ekonomi dunia yang selama ini didominasi oleh kekuatan tunggal (unipolar), sedang digantikan oleh struktur multipolar yang dinilai lebih adil dan seimbang. Perubahan ini, kata Putin, akan membuka jalan bagi sistem internasional yang lebih inklusif dan setara.


BRICS Bangkit Sebagai Kekuatan Ekonomi Baru

Putin menyampaikan pentingnya memperluas penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan antar anggota BRICS, guna mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Ia menyoroti bahwa kelompok ini tidak hanya unggul secara geopolitik, tetapi juga memiliki daya ekonomi luar biasa.

BRICS kini mencakup hampir separuh populasi dunia dan sepertiga wilayah daratan bumi,” sebut Putin, mengutip data Dana Moneter Internasional (IMF) untuk tahun 2025.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan paritas daya beli, gabungan ekonomi BRICS telah mencapai 77 triliun dolar AS atau sekitar Rp1.250.786 triliun. Capaian ini bahkan disebutnya melampaui kekuatan ekonomi G7, yang selama ini dianggap sebagai poros ekonomi utama dunia.


BRICS Tambah Anggota Baru, Indonesia Resmi Bergabung

KTT BRICS kali ini juga menandai perubahan besar dalam struktur organisasi. BRICS kini tak hanya terdiri dari lima negara awal—Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—tetapi juga telah membuka pintu bagi anggota baru seperti Indonesia, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai anggota penuh.

Masuknya Indonesia ke dalam BRICS menjadi sorotan penting, mengingat posisinya yang strategis di kawasan Asia Tenggara serta potensi ekonomi domestik yang besar. Keanggotaan ini juga diperkirakan akan mendongkrak pengaruh Indonesia di panggung global, sekaligus mempererat hubungan dagang dan investasi antarnegara Selatan.


Putin Absen Secara Fisik, Diwakili Menlu Sergey Lavrov

Menariknya, Putin tidak hadir secara langsung di Rio de Janeiro. Ketidakhadiran ini disebut sebagai akibat dari “kesulitan tertentu” terkait dengan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Maret 2023.

Sebagai gantinya, Rusia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, yang menyampaikan pandangan dan posisi Moskow dalam forum tersebut.

BRICS dan Arah Baru Tatanan Ekonomi Dunia

Pernyataan Vladimir Putin dalam KTT BRICS ke-17 menggarisbawahi bahwa arus kekuatan global mulai bergeser dari dominasi Barat menuju kerja sama strategis antara negara-negara berkembang. Dengan pengaruh ekonomi yang kian besar, BRICS berpeluang membentuk tatanan dunia baru yang lebih multipolar, inklusif, dan berkeadilan. Masuknya Indonesia ke dalam blok ini pun menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi globalnya, sekaligus membuka jalan menuju kemitraan ekonomi yang lebih setara di masa depan.

Ikuti Kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer