Bangkaterkini.id, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya sinergi antar pemerintah daerah (Pemda) dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi serta lonjakan mobilitas dan kebutuhan pangan saat Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Penegasan ini disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah di Kantor Kemendagri, Jakarta.
Mendagri Tito Karnavian menyatakan bahwa sinergi adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan bencana alam dan persiapan Nataru. Beliau menekankan bahwa kerja sama lintas sektor dan wilayah sangat penting untuk memastikan kesiapan yang optimal.

Dalam beberapa pekan terakhir, Indonesia dilanda sejumlah bencana alam yang signifikan, termasuk banjir bandang dan tanah longsor di Cilacap dan Banjarnegara, Jawa Tengah, serta dampak luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kondisi ini menuntut kesiapsiagaan tinggi dari seluruh pihak.
Mendagri juga menyoroti dinamika Nataru yang selalu memicu peningkatan mobilitas masyarakat melalui berbagai moda transportasi. Kenaikan ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan, sehingga daerah perlu menjamin ketersediaan pasokan dan stabilitas harga. Aspek keamanan, termasuk potensi cuaca ekstrem di tempat wisata dan kepadatan di lokasi perayaan malam Tahun Baru, juga menjadi perhatian utama.
Untuk meminimalkan risiko, Mendagri Tito meminta kepala daerah segera berkoordinasi di tingkat daerah melalui rapat Forkopimda dan pemangku kepentingan terkait. Pemetaan potensi kerawanan dan penyusunan rencana operasi terpadu menjadi langkah krusial.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, Kepala Basarnas Mohammad Syafii, Wamenko Polkam Lodewijk Freidrich Paulus, dan Wakil Kepala BIN Imam Sugianto. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Sekjen Kementan Suwandi turut hadir secara virtual.
