Bangkaterkini.id, Jakarta – Kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia, yang kini bernama BRI Super League, akan segera bergulir. Seluruh tim peserta tengah mematangkan persiapan akhir jelang dimulainya liga pada 8 Agustus mendatang. Laga uji coba dengan tim selevel, Liga 2, dan Liga 3 menjadi menu wajib untuk mengukur kesiapan tim.
Pengamat sepak bola, Kesit Budi Handoyo, menekankan pentingnya peningkatan kualitas penyelenggaraan pertandingan dan kinerja perangkat pertandingan di musim 2025/2026. Ia juga menyoroti slogan fair play yang harus menjadi pedoman bagi seluruh pihak, termasuk pemain dan wasit.
"Soal fair play, menurut saya, tetap harus jadi perhatian serius. Kualitas wasit juga harus terus ditingkatkan, apalagi VAR sudah diberlakukan," ujar Kesit kepada Bangkaterkini.id. Ia menambahkan, pemain juga harus lebih menghormati sesama pemain dan wasit. Manajemen klub juga diingatkan untuk memenuhi hak-hak pemain, seperti gaji, tepat waktu.
Kesit juga mengkritisi pemberlakuan kuota 11 pemain asing yang dianggapnya berlebihan. Menurutnya, hal ini dapat memperkecil peluang pemain lokal untuk tampil dan berkembang. "Terlalu banyak. Ini bisa memperkecil kesempatan buat pemain-pemain lokal dan juga pemain muda," katanya. Ia khawatir situasi ini akan berdampak negatif pada pembinaan pemain lokal sebagai calon pemain timnas.
Terlepas dari pro dan kontra, Kesit berharap BRI Super League musim ini akan semakin berkualitas dan mampu melahirkan talenta-talenta baru untuk timnas. "Liga semakin berkualitas dan berbobot. Dan mampu melahirkan talenta-talenta baru untuk timnas," pungkasnya.
